BEBERAPA waktu yang lalu puluhan warga Kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih menerima bantuan ikan, ayam petelur, drum dan sayur-sayuran sebagai bekal mereka bercocok tanam melalui Bank Sumsel Babel (BSB) Kota Prabumulih di halaman Kantor Lurah Wonosari baru-baru ini.
Kepala Bank Sumsel Babel Cabang Kota Prabumulih, Tian Kedaumpun Yamin didampingi Penyedia Umum dan Akuntansi Joko Tri Sutrisno mengatakan, pihaknya memberikan bantuan yang berasal dari dana CSR untuk mewujudkan Sumsel Mandiri Pangan yang merupakan program Gubernur Sumsel.
“Jadi BSB ini berpartisipasi di program provinsi dengan total dana Rp1,20 miliar yang bakal disebar di seluruh kabupaten/kota di Sumsel yang dilakukan setiap BSB kabupaten/kota,” katanya.
Rinciannya, setiap Kabupaten/kota mendapatkan bantuan Rp60 juta. Awalnya akan memberikan bantuan Rp 60 juta tersebut kepada 10 KK (Kepala Keluarga) namun terdapat perubahan dimana Wakil Wali Kota menginginkan supaya 20 KK yang diberikan bantuan.
Adapun bantuan yang diberikan untuk masing-masing KK berupa delapan ekor ayam petelur, 300 ekor bibit nila, 300 ekor lele, berikut pakan dan drum. Tujuan diberikan bantuan yakni untuk mencapai konsep Sumsel Mandiri Pangan, konsep ini bukan dikasih sekali tapi berkelanjutan dimana yang dikasihkan harus dijalankan oleh setiap penerima sehingga mandiri pangan benar-benar tercipta dan bisa meningkatkan taraf hidup.
Sedangkan, Pengamat Ekonomi Sumsel Yan Sulistyo menyebut, jika GSMP akan membawa dampak yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Tentu hal itu akan membawa dampak ekonomi jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di Sumsel. Karena, untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, masyarakat tidak bergantung kepada pasar melainkan bisa mengambilnya dari hasil budidaya sayuran, buahan atau yang lainnya yang ditanam di halaman rumahnya,” kata Yan, saat dikonfirmasi, Jum’at (11/2).
Dia mengatakan, GSMP memang merupakan gerakan yang mengajak masyarakat memanfaatkan perkarangan rumah untuk membudidayakan sayuran, buah-buahan maupun budidaya ikan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk konsumsi sendiri.
Disisi lain, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Ekowati Retnaningsih menyebut gerakan Sumsel Mandiri Pangan diikuti 240 desa untuk tahun 2021 ini saja. Rinciannya, satu kecamatan punya satu desa mandiri pangan. Target Sumsel sampai 2025 yakni 100% desa melakukan gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Rencana jumlah desa Sumsel Mandiri Pangan:- 2021: 1 desa per 1 kecamatan (240 desa)- 2022: 50% desa per kecamatan- 2023: 70% desa per kecamatan- 2024: 90% desa per kecamatan- 2025: 100% desa per kecamatan.
Sejak diluncurkannya Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru pada akhir tahun 2021. Dimana berbagai pihak baik BUMN/BUMD melalui bantuan yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) terus mendukung program tersebut hal ini tidak lain guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan ekonomi serta menurunkan angka kemiskinan.
“Program ini ditargetkan dapat menekan angka kemiskinan serta meningkatkan perekonomian warga Sumsel,” kata Herman Deru.
Bapak Pembangunan Sumsel mengatakan kemandirian pangan di Sumsel akan dimulai dari kemandirian pangan pada tingkat rumah tangga. Sehingga masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
“Program Sumsel Mandiri Pangan ini sangat penting agar biaya hidup masyarakat dapat ditekan dan penghasilan semakin tinggi, sehingga masyarakat dapat semakin sejahtera,”terangnya.
Herman Deru pun meminta semua pihak bertanggung jawab tak terkecuali organisasi-organisasi seperti TP PKK, Ikatri, Persit, Bhayangkari, dan organisasi lainnya untuk membantu gerakan tersebut agar bisa diterapkan.(***)