PEMERINTAH bersama pelaku usaha kedelai nasional menjamin harga komoditas kedelai tetap terjangkau di tanah air. Hal ini penting dilakukan, di saat harga kedelai dunia yang tengah melambung cukup tinggi dalam beberapa waktu belakangan ini sehingga pemerintah terus mencari solusi.
Adanya komitmen ini, sebagai bentuk dukungan terhadap eksistensi para pelaku industri pengrajin tahu dan tempe di dalam negeri. Dengan harga terjangkau itu agar para pelaku tersebut dapat tetap melakukan kegiatan produksi kedua jenis makan itu.
“Kementerian Perdagangan bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional menjamin harga kedelai tetap terjangkau dan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional, meskipun harga kedelai dunia masih cukup tinggi,” Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan melalui siaran pers yang diterima pada Rabu (19/1/2022).
Oke menjelaskan, peningkatan harga kedelai yang terjadi saat ini disinyalir merupakan dampak cuaca ekstrem yang terjadi di negara produsen kedelai, seperti Argentina dan Brasil. Kemudian, adanya serbuan pembelian atau rush yang dilakukan oleh negara China terhadap produk kedelai yang dihasilkan oleh Amerika Serikat (AS) pascabadai Ida usai.
“Kami berharap kondisi peningkatan harga kedelai dampak cuaca ekstrem ini tidak berlangsung lama. Hal tersebut mengingat adanya potensi kenaikan produksi kedelai dunia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” lanjut Oke.
Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu kedua Januari 2022 sekitar USD13,77/bushels atau setara USD505/ton naik dari kondisi minggu pertama Januari 2022 yaitu USD 13,15/bushels atau setara USD483/ton. Sehingga, landed price diperkirakan berada di kisaran Rp8.500/kg dan harga di tingkat importir diperkirakan Rp9.300/kg.
Dalam rangka memastikan hal di atas, Kementerian Perdagangan secara periodik akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia. Hal itu dilakukan untuk memastikan stabilitas harga kedelai di tingkat industri pengrajin tahu dan tempe, serta stabilitas harga di pasar rakyat.
“Kami mengimbau para importir kedelai untuk bersama-sama menjaga harga kedelai tetap terjangkau bagi para industri pengguna, khususnya para pengrajin tahu dan tempe. Sehingga, masyarakat tetap mendapatkan produk turunan kedelai dengan harga terjangkau,” pungkas Oke.
Diketahui, berdasarkan informasi dari Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), stok kedelai di tingkat importir anggota Akindo saat ini sekitar 400 ribu ton yang terdiri atas stok awal Januari 2022 sebanyak 150 ribu ton dan stok yang akan masuk di pertengahan Januari 2022 sebanyak 250 ribu ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar dua bulan mendatang.InfoPublik (***)