PEMERINTAH terus berupaya mendatangkan vaksin melalui berbagai skema diantaranya kerjasama bilateral. Juru Bicara Vaksinasi Kementrian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan Indonesia berhasil menghemat anggaran Rp13 triliun untuk pengadaan Vaksin COVID-19.
Nadia pada Kamis (30/12/2021) mengatakan peghematan ini karena efektifnya kerja sama bilateral yang Indonesia jalin dengan pihak luar sejak awal pandemi. Sehingga Indonesia mendapat banyak bantuan/donasi vaksin gratis.
Seperti dari COVAX facility, dan dari negara-negara sahabat seperti Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, Uni Emirat Arab, dan Belanda.
“Anggaran vaksin COVID-19 bersisa Rp13 triliun pada 2021 menjadi bukti pemerintah berhasil menghemat anggaran dan mengurangi beban keuangan negara dalam penanganan COVID-19,” kata Nadia.
Hingga saat ini, lanjut Nadia, Indonesia telah melampaui target World Health Organization (WHO) untuk capaian vaksinasi. Meski begitu, ada beberapa wilayah yang capaiannya masih perlu dioptimalkan.
Untuk itu, Nadia menegaskan, pemerintah pusat mendorong daerah-daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah atau belum mencapai target, untuk melakukan upaya ekstra untuk meningkatkannya.
“Termasuk di dalamnya adalah memberikan pemahaman dan ajakan kepada masyarakat yang masih enggan untuk divaksinasi. Terutama bagi kelompok lansia yang masuk kategori rentan dan berisiko tinggi,” kata Nadia.
Sebanyak 438.750 dosis vaksin tiba hingga Kamis 30 Desember 2021 di Indonesia dalam kedatangan tahap ke-183. Vaksin tersebut berupa Pfizer yang merupakan donasi COVAX. Total vaksin yang sudah tiba ke Indonesia dalam bentuk bulk atau bahan baku dan vaksin jadi adalah 458.508.165 dosis.
Nadia mengatakan vaksin yang datang ini akan secepatnya didistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan stok vaksin untuk pelaksanaan program vaksinasi.InfoPublik (***)