BERN, Swiss – Dalam pesan video saat resepsi diplomatik KBRI Bern pada November 2021, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menegaskan kembali harapannya agar hubungan Indonesia dan Swiss menjadi “kuat seperti Garuda dan abadi layaknza Edelweiss.” Harapan ini juga tercermin dalam logo Peringatan 70 Tahun Indonesia-Swiss yang bergambar Garuda dari Indonesia dan Edelweis dari Swiss.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis juga menyampaikan catatannya tentang hubungan bilateral kedua negara. Pada pesan pembukaannya: “Kami dipisahkan oleh dua benua, namun demikian, negara kita jauh lebih dekat dari yang kita duga”, turut menggarisbawahi hubungan yang bermakna antara Indonesia dan Swiss.
Hubungan diplomatik yang dimulai dari 2 November 1951, tepat ketika utusan pertama Indonesia Dr. Alfian Jusuf Helmi menyerahkan surat kepercayaannya kepada Pemerintah Swiss, kini telah berkembang menjadi hubungan kolaborasi yang luar biasa. Tujuh dekade telah berlalu, dan hubungan diplomatik kedua negara telah berkembang pesat di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta people-to-people contact.
Sebagai implementasi dari komitmen politik yang kuat, kedua negara secara rutin mengadakan dialog politik tahunan. Kedua negara juga sepakat untuk bahu-membahu dalam berbagai bidang kerjasama teknik sejak tahun 1971. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan eksportir terbesar keempat ke Swiss, dan importir terbesar kelima dari Swiss.
Selain merayakan 70 tahun hubungan bilateral, tahun 2021 juga merupakan tahun yang spesial bagi Indonesia dan Swiss. Tahun ini, dua kerja sama penting mulai berlaku: Bilateral Mutual Legal Assistance Treaty in Criminal Matters (MLAT) dan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). IE-CEPA merupakan perjanjian yang spesial untuk Indonesia karena merupakan CEPA pertama antara Indonesia dan negara-negara Eropa.
Pada semester pertama tahun 2021, Swiss menempati urutan ke sembilan investor terbesar di Indonesia. Sementara itu, Indonesia terpilih kembali sebagai salah satu dari delapan negara prioritas kerja sama pembangunan ekonomi Swiss. Untuk tahun 2021-2024, Indonesia dan Swiss akan membuat program bersama senilai hingga CHF 65 juta, yang berfokus pada pembinaan institusi publik yang efektif di daerah perkotaan dan penguatan daya saing sektor swasta, khususnya UMKM.
Pada tahun 2021 pula, KBRI Bern bekerja sama dengan Kemdikbudristek RI mengeluarkan buku ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) berkonteks Swiss pertama, yang berjudul “Sahabatku Indonesia”. Buku ini disusun dan dirancang khusus untuk memenuhi adat dan budaya Swiss, untuk membuat bahasa Indonesia lebih berhubungan dengan orang Swiss. Penerbitan buku ini diharapkan dapat membantu warga Swiss belajar Bahasa Indonesia dalam konteks sosial budaya Indonesia-Swiss. Buku ini diterbitkan menyusul kesuksesan kelas BIPA online, yang diselenggarakan oleh KBRI Bern dan disponsori oleh Kementerian Pendidikan Indonesia sejak September 2020.
Rangkaian acara peringatan 70 tahun Indonesia – Swiss
Peristiwa khusus ini sudah selayaknya diperingati dengan serangkaian acara. Bertepatan dengan bulan kredensial Indonesia ketika pertama kali membuka hubungan diplomatik dengan Swiss, KBRI Bern mengadakan tiga acara utama pada November 2021. Promosi dan pelaksanaan acara tersedia di media sosial KBRI sebelum, selama, dan setelah acara.
Kami mengawali perayaan dengan “Pekan Kuliner Indonesia” pada 1-7 November 2021. Ini adalah acara kuliner Indonesia kolaboratif pertama di seluruh wilayah Swiss. KBRI bekerja sama dengan delapan restoran yang berpartisipasi untuk mempromosikan lima kuliner nasional yaitu: rendang, nasi goreng, soto, sate, dan gado-gado. Untuk sentuhan ekstra, suvenir khas Indonesia tersedia bagi pelanggan di setiap pesanan makanan. Setiap restoran menawarkan hidangan utama pribadi mereka selama acara.
Pekan Kuliner ini dilanjutkan dengan Resepsi Diplomatik pada 10 November 2021. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Federal Councilor Ignazio Cassis turut menghadiri acara melalui rekaman pesan video mereka. KBRI Bern berterima kasih atas kehadiran Mme. Marie-Gabrielle Ineichen-Fleisch, Sekretaris Negara Urusan Ekonomi Konfederasi Swiss sebagai Tamu Kehormatan, yang menggarisbawahi kemajuan signifikan kerja sama ekonomi Indonesia-Swiss. Resepsi juga dimeriahkan dengan kehadiran mantan Presiden Swiss, Bapak Johann Schneider-Ammann; anggota Korps Diplomatik di Bern dan Jenewa; dan Ketua Kamar Dagang Indonesia, Bapak Arsyad Rasjid. Para tamu dihibur dengan lagu, tarian, dan makanan Indonesia.
Sebagai penutup dari rangkaian acara, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade KBRI membuka “Pojok Indonesia” di University of Zürich (UZH). Inisiatif ini disambut baik oleh Departemen Ilmu Antropologi Sosial dan Budaya (ISEK). Pada 25 November 2021, Dubes Muliaman Hadad bersama Prof. Annuska Derks, Co-Director ISEK UZH, dan Mr. Jörg Schlatter, Kepala Perpustakaan, secara resmi membuka Pojok dalam upacara sederhana. Perpustakaan mereka kini diperkaya dengan buku-buku tentang bahasa dan budaya Indonesia yang disumbangkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
Perayaan peringatan 70 tahun melalui kampanye media sosial
Perayaan kerja sama bilateral Indonesia dengan Swiss selama pandemi juga ditingkatkan melalui media sosial. KBRI Bern bekerja sama erat dengan Kedutaan Besar Swiss di Jakarta dan sepakat untuk memperkuat peringatan dan meningkatkan keterlibatan publik melalui media sosial di tengah pandemi.
Kedua Kedutaan Besar memprakarsai logo khusus berwarna merah putih. Tagar #dariNusantarakeAlpen oleh KBRI Bern; dan #dariAlpenkeNusantara oleh Kedutaan Besar Swiss di Jakarta dicantumkan di setiap unggahan terkait perayaan tersebut. Kedua Kedutaan juga menjangkau diaspora masing-masing di negara masing-masing untuk pesan tentang refleksi dan harapan mereka untuk hubungan bilateral.[***]
(Sumber & foto : KBRI Bern)