SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Program gotong royong yang telah digulirkan oleh Walikota non aktif seharusnya terus dilanjutkan guna menata dan mengantisipasi banjir besar di Kota Palembang.
Oleh sebab itu perlu kesadaran masyarakat Palembang sendiri untuk mengantisipasi banjir di wilayahnya masing-masing, apalagi gotong royong tersebut merupakan budaya asli seluruh masyarakat Indonesia sejak zaman dulu, namun sayangnya saat ini budaya gotong –royong sudah terkikis.
“Pemkot terus berkomitmen untuk mensuarakan gotong royong di tengah masyarakat Kota Palembang agar masyarakat sadar manfaatnya karena tanpa gotong royong terus digalakan lingkungan kita tidak akan bersih, dan setidaknya dapat meminimalisir banjir,”ungkap Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Harobin Mastofa, saat gotong royong di drainase dan seputaran lingkungan jalan PHDM di Kecamatan Kalidoni, Minggu (4/3/2018).
Menurutnya meminimalisir banjir, harus ada partisipasi dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu pemkot juga bakal tindak tegas bangunan yang menyalahi aturan.
Ada beberapa jembatan di atas aliran air yang mengganggu aliran air tersebut, ulasnya maka dari itu akan dibongkar semuanya, apalagi bila itu tidak punya izin.
“Kita sudah bongkar satu jembatan cor beton yang mengganggu aliran air. Kita akan sisir lagi kawasan ini untuk membongkar baik itu jembatan dan bangunan liar yang mengganggu aliran air maupun kebersihan,” tegasnya.
Dia menambahkan program gotong royong ini merupakan ciri khas warga Kota Palembang. Di mana masyarakat saling bahu membahu membenahi lingkungannya, bukan dengan mengupah pekerja atau lain sebagainya.
“Parit di depan jalan PHDM ini adalah salah satu parit yang diidamkan oleh Pemkot Palembang, dimana banyak ikan yang hidup disana. Akan kita percantik lagi dan benahi semua drainase agar airnya jernih dan banyak ikan yang hidup di sana,” urainya.[bud]
