PELAKSANAAN pembelajaran jarak jauh atau Dalam Jaringan (Daring) yang diterapkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada masa pandemi Covid-19 dikeluhkan orang tua siswa. Pasalnya, pembelajaran secara Daring dinilai tidak maksimal dan dapat memberikan dampak negatif terhadap psikologis anak maupun orang tua.
Salah satu orang tua siswa, Feni, warga Kelurahan Jua Jua, mengeluhkan pembelajaran jarak jauh atau secara Online (daring). Yang diterapkan tahun 2021 atau selama pandemi Covid -19. Pembelajaran secara daring tersebut, selain pembelajarannya dinilai tidak maksimal, juga berdampak pada Psikologisnya. “Saat diberlakukannya belajar secara online atau secara Daring, membuat saya tidak mampu mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya.
Apalagi kondisi kehidupan saya biasa-biasa saja dengan mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, belum lagi harus mengajari anak untuk belajar. Karena saya latar belakangnya bukan seorang guru, sehingga ketika mengajari anak sering emosi,”kata Feni kepada wartawan, Kamis (19/07/2021).
Menurutnya, selama diberlakukannya pembelajaran secara Daring, terkadang sering bertengkar dan kesal, karena sebagian waktunya banyak difokuskan untuk mendampingi anaknya yang terkadang tidak memahami pembelajaran,” ujar ibu tiga anak ini.
Dengan adanya kebijakan yang diterapkan pemerintah tersebut, lanjut Feni, pihaknya tidak menyalahkan pemerintah yang saat ini sedang fokus untuk memutus mata rantai Covid-19. Dengan diberlakukannya pembelajaran secara Daring, dirinya merasa keharmonisan keluarga dan pekerjaannya mulai terganggu.
“Memang saya akui, anak saya menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya. Tapi, harapan saya menyekolahkan anak saya agar dapat diberikan pembelajaran penuh oleh pihak sekolah atau guru sesuai fungsinya dan kemampuannya. Karena saya hanya ibu rumah tangga, bukanlah guru,”ungkapnya.
Oleh karena itu, tambah ibu berkulit sawo matang ini, dirinya berharap kepada pemerintah agar dapat memberikan solusi untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka agar anaknya bisa berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya saat belajar. “Saya berharap pemerintah dan pihak-pihak terkait, dapat memberikan solusi untuk membuka pembelajaran secara tatap muka lagi. Sehingga anak bisa belajar dengan baik dan tidak sering bermain game online,”ungkapnya.
Senada pula dengan Neng Ayu, warga kelurahan kutaraya ia terpaksa mengeluarkan kocek tambahan untuk mengeleskan anaknya yang baru masuk Sekolah Dasar (SD). Itu dilakukan karena sebagai ibu rumah tangga, tentu tidak punya metode yang jitu untuk melancarkan baca anaknya. ”Awalnya saya selalu emosi, karena apa yang saya ajarkan ke anak sulit diserap,” kata dia. Namun, tambahnya, setelah dileskan kepada orang yang latar belakangnya memang guru, hasilnya berbeda.
Seharusnya, tambah wanita berhijab coklat, ini merupakan tanggung jawab pihak sekolah atau Disdik. Meskipun mereka memberikan pelajaran secara Daring, sesekali wajib tatap muka untuk memberikan atau mengetahui perkembangan belajar anak didiknya secara bergilir. “Ya sekali atau dua kali dalam seminggu harus digelar, dengan cara setiap pertemuan dilakukan kepada lima atau berapa orang siswa,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OKI, Muhammad Amin S.Pd, MM, M.Pd melalui Kasi Kurikulum, Marlian mengatakan, bahwa pembelajaran jarak jauh atau secara Daring, sesuai dengan Surat Edaran Bupati Ogan Komering Ilir No : 520/304/SMP.I/DISDIK/2021 tanggal 09 Juli 2021 penundaan kegiatan pembelajaran tatap muka bagi PAUD SD, SMP dan pendidikan kesetaraan pada Semester Gazal tahun pelajaran 2021- 2022 Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sedangkan mengenai keluhan orang tua siswa, justru ia tegaskan bahwa seluruh satuan pendidik PAUD, SD, SMP, Negeri/Swasta dan pendidik se-Kabupaten OKI agar tidak melakukan pembelajaran dengan tatap muka,” katanya dengan singkat.
Lebih lanjut, Pria berkacamata ini katakan, pembelajaran dapat dilaksanakan dari jarak jauh melalui Daring ( Dalam Jaringan) seperti Zoom, Google meet, Google Classroom, Edmudo, Webex dan sejenisnya atau melalui Kuring (Luar Jaringan) seperti modul, TV Edukasi, penugasan, lembar kerja sejenisnya.[***]
Dra