SUMSELTERKINI.ID, Palembang, Terkait protes wali murid lantaran hasil tes pengumuman penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 17, Jalan May. Zurbi Bustan, Pipa Jaya, Kemuning, Kota Palembang, Sumsel mendapat tanggapan dari Pemerhati Pendidikan di Palembang, M. Nasir, S.Pd, M.PD.
Menurut Dosen Unversitas PGRI dan Stisipol Candradimuka Palembang ini menilai tidak bisa juga menyalahkan orang tua kalau ada yang protes, sebab yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak terkait lainnya barangkali merespon apapun informasi dari orang tua murid terkait seleksi masuk itu.
“Jika persoalannya menjadi jelas, dan memang ada yang terbukti salah, bisa dikenai sanksi dan jika memang tidak terbukti harus menerimanya sebagai fakta serta lapang dada,”ungkapnya saat dihubungi ST, Selasa (16/1/2018).
Dia menilai bagi orang tua juga, tidak diterima di sekolah unggulan pun bukan berarti hilang masa depan.
Nasir menjelaskan masih banyak sekolah swasta yang sebenarnya juga sama, karena tidak ada jaminan dan korelasi bahwa siswa sekolah unggulan ataupun sekolah negeri itu nantinya akan membuat anaknya menjadi lebih sukses di jenjang pendidikan berikutnya dan di tengah masyarakat nantinya.
“Ada yang prestasi akademiknya bagus di SMA, namun biasa-biasa saja ketika di Perguruan Tinggi (PT). Ada yang prestasinya biasa saja di bangku kuliah, tetapi sangat menonjol di dunia kerja,”ulas Dosen yang juga tercatat menjadi Dosen Universitas IBA dan kandidat Dokter Universitas Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Tetapi, lanjut dia memang belajar di sekolah yang baik bisa membuat anak menjadi lebih baik serta belum tentu sekolah yang biasa pun tidak melahirkan lulusan yang berprestasi. Oleh sebab itu sekolah di manapun, jika seorang anak gigih, tekun, dan rajin bisa diharapkan dia akan berhasil dan sukses.
Seleksi penerimaan itu suatu proses, menurut dia karena sesuai prosedur tentu tidak ada masalah. orang tua juga selayaknya menghormati hasil yang sudah ditetapkan. Persoalannya, memang ada proses yang terkadang seolah-olah terkesan ada sesuatunya. Meskipun itu terkadang sulit untuk dibuktikan.
Selain itu, paparnya orang tua juga terkadang tidak sedikit yang terkesan memaksakan agar anaknya bisa diterima dengan melakukan berbagai upaya tanpa melihat kemampuan anaknya.
Akibatnya terjadilah hal-hal yang diluar perkiraan. diantaranya menduga-duga, telah terjadi penyimpangan. Belum lagi, di tengah masyarakat juga telah beredar asumsi-asumsi yang juga jarang diklarifikasi secara tegas.
Artinya, asumsi itu terkadang beredar namun tak pernah jelas benar salahnya. sebagai orang tua, banyak juga yang memaklumi kalau anaknya tidak lolos karena memang itulah hasilnya. [ozan]