Kementerian Luar Negeri, pada tanggal 26 Maret 2021, secara resmi meluncurkan buku “Indonesia dan Rekam Jejak di Misi Pemelihaaan Perdamaian PBB” yang memuat sejarah, peran dan capaian Indonesia di Misi Pemerliharaan Perdamaian (MPP) PBB. Buku tersebut merupakan buku pertama terkait MPP PBB yang diterbitkan Kementerian Luar Negeri.
“Buku “Indonesia dan Rekam Jejak di Misi Pemelihaaan Perdamaian PBB” tidak hanya merupakan institutional memory, tapi juga memiliki makna kebanggaan, apresiasi dan harapan atas peran dan kepemimpinan Indonesia di Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Febrian A. Ruddyard, pada pembukaan peluncuran buku tersebut di Bandung, Jawa Barat.
Buku “Indonesia dan Rekam Jejak Indonesia di Misi Pemelihaaan Perdamaian PBB” merupakan dokumentasi sekaligus bentuk akuntabilitas publik mengenai kebijakan partisipasi pada Misi Pemelihraan Perdamaian (MPP) PBB serta capaian-capaian penting yang telah diraih oleh Indonesia selama berkontribusi secara fisik dan intelektual ke MPP PBB. Selain itu, Buku tersebut menjadi refleksi atas berbagai tantangan yang dihadapi serta pembelajaran yang dapat dipetik untuk meningkatkan kontribusi Indonesia ke MPP PBB.
“Agenda peacekeeping merupakan prioritas polugri Indonesia. Untuk itu, Indonesia senantiasa memajukan agenda peacekeeping di berbagai pertemuan internasional, tidak hanya sebagai salah satu kontributor pasukan perdamaian terbesar, namun juga sebagai bagian dari diplomasi perdamaian” jelas Dirjen Febrian Ruddyard.
Peluncuran Buku dilanjutkan dengan Diskusi Publik yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian/Lembaga anggota Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP), akademisi, think tank, praktisi dan mahasiswa.
Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk terus meningkatkan kontribusi, baik secara kualitas dan kuantitas, di tengah evolusi MPP PBB yang semakin multidimensional dan politik global yang dinamis. Komitmen Indonesia untuk perdamaian dunia diwujudkan dengan pengiriman lebih dari 47.000 pasukan ke MPP PBB sejak tahun 1957. Hingga saat ini, Indonesia merupakan negara kontributor pasukan terbesar ke-8 dengan total 2.825 personel, termasuk 190 personel perempuan. [***]