PLN terus melayani kebutuhan listrik bagi para petani, salah satunya di Desa Panincong, Kelurahan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Dengan menggunakan listrik, petani memperoleh manfaat dari segi operasional, efisiensi, dan produktifitas, Melalui program Electrifying Agriculture.
Syamril salah seorang petani di tempat tersebut mengaku dengan hadirnya listrik di sawahnya dapat menghemat biaya operasional. Sebelumnya, untuk mengoperasikan pompa air untuk mengairi sawahnya, ia membutuhkan rata-rata 3 (tiga) kilo gram (kg) tabung gas dengan biaya sebesar Rp 58.000,- per hari.
Menurutnya, apabila menggunakan listrik mereka hanya membutuhkan Rp 30.000,- untuk membeli token listrik dan menyalakan pompa airnya dalam satu hari penuh. “Penghematan yang saya dapat adalah Rp 28.000,- setiap harinya, artinya estimasi dalam satu tahun saya bisa menghemat sampai Rp 10.220.000,-,” tutur Syamril mengutip situs resmi BUMN. go.id, selasa [23/3/2021].
Selain itu penggunaan listrik juga praktis dan andal. “Saya tidak perlu jauh-jauh ke sawah pada malam hari untuk mengecek tabung gas apakah habis atau tidak karena dengan adanya listrik pompa dapat menyala terus menerus,” ungkapnya.
General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid menjelaskan bahwa PLN sangat mendukung program Electrifying Agriculture. “Dengan program ini tentu akan mempermudah petani dalam penghematan dan produksi,” ujarnya
Menurutnya, petani dapat menghemat biaya operasional hingga 50% dengan adanya listrik, selain itu pasokan listrik yang terus menerus juga akan meningkatkan produksi gabah para petani.
Untuk melayani sebanyak 13 petani dengan total daya 41.200 Volt Ampere (VA) di Desa Panincong, PLN membangun jaringan listrik sepanjang dua kilometer sirkuit (kms) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan memancang 20 tiang. Dengan adanya program Electrifying Agriculture, PLN berharap dapat menggenjot produktifitas pertanian karena dengan hadirnya listrik biaya operasional petani bisa menjadi lebih murah.[***]