FISIP Universitas Islam Negeri Raden Fatah mengadakan kegiatan seminar online melalui aplikasi zoom dengan tema bingkai pemberitaan new normal dalam media. Seminar online ini dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah pada selasa (4/0820).
Seminar online ini dibuka oleh DR Kun Budianto M.Si selaku wakil dekan III bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan sangat mendukung seminar online yang dilaksanakan oleh HMPS Ilmu Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang ini.
“Saya angkat jempol kepada mahasiswa dengan kreatifitasnya menggagas seminar online dimasa pandemi ini untuk tetap menambah ilmu dan wawasan, saya sangat setuju dan sangat mendukung kegiatan ini,” ujar Kun Budianto.
Seminar online diisi oleh 4 narasumber yang berkompeten dalam bidangnya yaitu Bung Rocky Pratama (Jurnalis Radio Republik indonesia Sumatera Selatan), Yohana Margareta (News Anchor Metro TV), Eka Sari Alia (Junior Departement News Gathering Metro TV ) dan Bang Yulion Zalpa MA (Akademisi Universitas Islam Negeri Raden Fatah).
Nara sumber Rocky Pratama Jurnalis RRI Sumsel menyampaikan bahwa di era new normal ini, “sebagai jurnalis bagaimana kita menyelami apa yg terjadi di masyarakat dan berempati setelah di berlakukan nya new normal karena yang terdampak langsung pandemi ini adalah masyarakat. Semua lini terdampak pandemi ini khususnya ekonomi masyarakat,” ujarnya. Pers punya tanggung jawab yang mulia untuk menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta di lapangan dan media konvensional sekarang punya kompetitor yaitu media sosial karena itu informasi hoax lebih cepat berkembang. Media konvensional harus menjadi counter terhadap hoax yang berkembang di media sosial,” lanjutnya.
Sementara itu Yohana Margareta yang sebagai News Anchor Metro TV dan memang sudah teruji dunia jurnalis menyampaikan “peran jurnalis sebagai jembatan informasi untuk masyarakat. Terkait new normal, kita sudah melaksanakan protokol dan prosedur kesehatan saat terjun langsung untuk liputan di wilayah dengan zona merah dan selesai meliput pasien covidpun harus di karantina selama 14 untuk sampai diketahui tidak terpapar covid,”ungkapnya.
Selanjutnya Eka sari Alia yang juga dari Metro TV sebagai Junior Departement news Gathering Metro TV menuturkan “berita harus berimbang karena karena pengaruh media khususnya pertelevisian sangat berpengaruh dengan stigma masyarakat terhadap covid, untuk itulah Metro TV mengutamakan penyuntingan dan penyaringan berita dengan mekanisme yang sangat ketat supaya dapat memberikan edukasi positif kepada masyarakat,” jelas
Selain itu, Yulion zalpa MA, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang akrab disapa Bang Lion menjelaskan bahwa media menjadi garda terdepan untuk menginformasikan pemberitaan yang faktual tentang covid kepada masyarakat.
“Peran media sebagai garda terdepan distributor informasi, sepatutnya media media yang ada diseluruh Indonesia menginformasikan berita yang faktual dan transparan dalam pemberitaan. Dari awal covid sampe new normal sekarang justru pemberitaan tentang covid yang menjadi primadona pembaca, pendengar atau penonton sebagai konsumsi pemberitaan harian,” tuturnya.
Ada masanya, masih kata Bang Lion, masyarakat sudah “bebal” terhadap informasi yang beredar dan cenderung tidak lagi memperdulikan akan informasi dan arahan protokol kesehatan karena informasi yang disampaikan sifatnya normatif.
Media juga bertanggungjawab atas berkembangnya permasalahan baru dalam perkembangan covid hingga masa new normal ini. Pemerintah juga gagap dalam menginformasikan tentang covid karena dari berbagai macam pemberitaan dari pemerintah berindikasi menjauhkan dari substansi covid dari masyarakat,” jelasnya.[***]
Yon
