TRAGEDI susur sungai di Yogyakarta yang menewaskan sejumlah pelajar menjadi perhatian daerah lain.
Basarnas harus menjadikan tragedi tersebut pelajaran berharga agar tidak terjadi di Sumsel.
Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya musibah tersebut adalah terbatasnya mitigasi bencana dan kurangnya pengetahuan, sehingga perlu peran aktif dari Basarnas dan instansi terkait lainnya seperti BPBD untuk menyiapkan langkah antisipasi sosialisasi dna edukasi. Terutama saat musim hujan tiba atau cuaca ekstrim.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan Basarnas adalah merangkul instansi, dinas maupun OPD terkait. Bahkan bila perlu melibatkan organisasi kepemudaan (OKP).
“Coba Basarnas lakukan MoU dengan Disdik, BPBD, Dinsos, Kesbang bahkan OKP seperti KNPI, Karang Taruna dan Pramuka. Adakan diklat dan pelatihan keliling Sumsel. Jangan khawatir soal dana nanti bisa kita carikan sama-sama. Intinya jangan pasif,” ujar HD.
Dengan adanya sosialisasi dan diklat ini diharapkan masyarakat, maupun para anak muda menjadi lebih tanggap bencana.
Keterlibatan para pemuda ini sangat dibutuhkan mengingat coverage Basarnas yang terbatas dengan wilayah Sumsel yang begitu luas.
Basarnas di Sumsel selama ini memang sudah lumayan baik dan responsif. Terutama soal bantuan yang diberikan saat kejadian-kejadian tertentu.
Apalagi Kepala Basarnas putra daerah, berarti apa yang sudah harus lebih baik dan ditingkatkan lagi. Orang luar saja bisa bagus, artinya kalau putra daerah harus lebih bagus lagi karena lebih paham kondisinga kan.
“Saya minta Basarnas berkaca dan belajar juga dari situ. Bagaimana agar peristiwa ini tidak terjadi di Sumsel. Coba Basarnas lakukan MoU dengan Disdik, BPBD, Dinsos, Kesbang bahkan OKP seperti KNPI, Karang Taruna dan Pramuka. Adakan diklat dan pelatihan keliling Sumsel. Jangan khawatir soal dana nanti bisa kita carikan sama-sama. Intinya jangan pasif,” saran Gubernur Sumsel Herman Deru saat menerima audiensi rombongan Badan SAR Nasional (Basarnas) Sumsel, Jumat (6/3/2020).
Kepala Basarnas Sumsel yang baru Hery Marantika, mengatakan, sudah memetakan sejumlah daerah rawan bencana di Sumsel dan berencana membuat forum komunikasi tersendiri.
Mengingat Provinsi Sumsel ini sangat luas dengan melakukan mapping daerah mana saja dan akan ada semacam diklat. Bahkan melibatkan BPBD, Tagana dan juga para pemuda. Paling dekat ini diadakan di Musirawas.[***]
One