KEPALA Dinas Kesehatan Propinsi Sumsel, Dra Lessty Nuraini Apt Mkes menjelaskan korban jiwa akibat Infeksi Saluran Pernapasan [ISPA] di Kabupaten Banyuasin telah dimakamkan pihak keluarga.
Dinkes Banyuasin juga telah mengecek kebenaran hasil diagnosa pada rumah sakit setempat, tempat korban sempat di rawat. “Pihak keluarga korban masih berduka Tim sudah turun kelapangan langsung.” ucapnya, Senin [16/9/2019].
Menurut Lessi kondisi kabut asap saat ini bukan merupakan Faktor utama penyebab terjangkitnya penyakit ISPA, karena ISPA disebabkan virus dan Bakteri.
Namun memang ISPA bisa parah oleh adanya kabut asap sangat berbahaya, bahkan diakuinya, kabut asap sangat rentan bagi anak- anak di bawah umur lima tahun sangat berbahaya, terutama anak-anak yang sebelumnya telah terjangkit penyakit sesak napas, ganguan paru-paru.
“Jika memiliki penyakit jantung, Kabut Asap dapat memperparah kondisinya. Yang jelas, ada atau tidak adanya Karhutla, ISPA masih bisa terjangkit,” sambungnya.
Dari data saat ini masyarakat yang terjangkit penyakit ISPA dari tahun sebelumnya ada penurunan secara signifikan di Kabupaten-Kabupaten Provinsi Sumatera Selatan.
Tetapi, kata dia ada juga kenaikan di kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten OKI naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya, Kabupaten Muba naik 50% dan kota Palembang naik 20 %, “ Itu data pada bulan Juli dan Agustus,”sebutnya.
Sejauh ini, pihak Dinas Kesehatan di setiap kabupaten dan Kota di Provinsi Sumsel telah telah diinstruksikan melakukan sosialisasi sebelumnya tentang bahaya Kabut asap cara yang benar menggunakan masker dan bagi-bagi masker kepada masyarakat, semua itu telah di laksanakan.
” Pembagian masker gratis untuk menginisiasi masyarakat dan kita tidak mungkin mereka cukupi semuanya. Jadi sekarang banyak kabut asap jangan keluar rumah kalau tidak penting. Tapi kalau mau keluar harus pakai masker.” tutupnya.[**]
Penulis : Armadi