Agribisnis

Kenapa Karhutla Kerap Terjadi di Sumsel, Ini Penyebabnya Kata Gubernur

Foto : Humas Pemprov Sumsel

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Selatan  (Sumsel)  terus melakukan upaya antisipasi  meluasnya jumlah titik api   (hot spot) yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnya di kabupaten/kota yang memiliki lahan gambut mudah terbakar seperti Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, Banyusian dan Musi Banyuasin.

Sebagai bentuk keseriusan  dalam hal pencegahan Karhutla ini, Gubernur H Herman Deru melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama seluruh instansi terkait sekaligus mendengar paparan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel,  Iriansyah. Bertempat di Kantor BPBD Provinsi Sumsel di Palembang, Senin (5/8/2019).

“Total lahan gambut di Sumsel mencapai 1.270.041  hektar yang tersebar di Kabupaten Musi Rawas, Pali, Muara Enim, Muratara, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. Kondisi ini menjadikan Provinsi Sumsel  siaga karhutla  saat musim kemarau,” ungkap Herman Deru.

Dikatakan Gubernur, maraknya terjadi karhutla di beberapa daerah di Sumsel tersebut lebih dikarenakan  beberapa faktor diantaranya karena kondisi cuaca panas dan tiupan kencang.  Kondisi lahan yang  kering  di lahan gambut menjadi  rawan terbakar.  Sementara prilaku masyarakat  lalu lalang membuang puntung rokok juga sulit dikontrol.

“Untuk menanggulangi karhutla di Sumsel ditahun-tahun mendatang,  kita bukan saja akan  menganggarkan APBD untuk pemadaman, melainkan berikut dengan anggaran pencegahannya,” tambah Gubernur.

Sementara untuk lahan yang sudah terlanjur terbakar di Kabupaten Ogan Ilir Herman Deru telah mengintruksikan Bupati Kabupaten Ogan Ilir untuk menginventarisir lahan tidak produktif milik warga agar dijadikan lahan produktif yang pembiayaannya ditanggung oleh Pemprov Sumsel.

“Kita harus mendapat informasi yang real time untuk pemadaman. Informasi akurat, infrastruktur yang kuat, SDM Siap. Besok Saya intruksikan Asisten I didampingi oleh Danrem untuk menemui  Bupati Ogan Ilir, agar di inventarisir lahan yang tidak produktif milik warga, untuk kita produktifkan lahan tersebut, kita punya program Serasi,” terangnya.

Program Serasi imbuh dia  akan lebih efektif dalam  menjadikan  Sumsel Lumbung Pangan Nasional sekaligus menekan terjadinya kebakaran disaat musim kemarau.  Karena Serasi  merupakan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan petani (Serasi).

“Program serasi  bertujuan agar lahan rawa bisa produkif. Untuk mengolah lahan itu, Saya minta khususnya untuk Ogan Ilir lahan-lahan terbengkalai sejak dulu, Kita bikin gerakan khusus produktifkan lahan tanpa biaya pemilik lahan,” tambahnya  sebari menyebutkan lebih baik mencegah dari pada memadakamkan kebakaran harena biayanya jauh lebih mahal untuk itu dia minta keterlibatan masyarakat.[**]

 

Penulis : one

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com