SEKTOR pertanian Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu modal provinsi ini dalam menekan angka kemiskinan. Terlebih Sumsel pernah tercatat dalam sejarah sebagai Lumbung Pangan Nasional.
“Potensi terbesar Sumsel adalah pertanian. Bahkan pernah dicanangkan pada tanggal 7 Juli 2007 lalu. Sumsel sebagai Lumbung Pangan Nasional,” tegas Gubernur Sumsel H. Herman Deru disela-sela lawatan kerjanya ke Jawa Timur, Sabtu (27/7/2019).
Selain menghadiri temu kangen dan silaturahmi dengan warga Sumsel di Jatim. Dalam lawatannya ke Jatim kali ini Herman Deru juga berkesempatan berkunjung ke pabrik Polowijo Gosari di Kabupaten Gresik. Dimana pabrik ini merupakan salah satu produsen dolomit terbesar di Indonesia.
Dolomit merupakan Mineral (kalsium magnesium, karbonat) yang berguna untuk tanaman. Pabrik Polowijo Gosari juga bergerak di bidang industri pupuk dan tambang.
Usai meninjau tambang dan pabrik Polowijo Gosari, Herman Deru kian yakin dan percaya akan dapat mengembalikan semangat petani Sumsel dalam meningkatkan produktifitasnya. Sehingga akhirnya akan mengulang sejarah Sumsel sebagai Lumbung Pangan Nasional.
“Setelah saya melihat apa yang ada di Polowijo Gosari Kabupaten Gresik ini. Membuat saya kian yakin mampu meningkatan produktifitas petani dalam menghasilan pangan. Sehingga nantinya Sumsel kembali diakui sebagai penyumbang pangan yang diperhitungan secara nasional,” imbuhnya.
Herman Deru menceritakan sebagai mantan Bupati OKU Timur dua periode yang sumber daya utamanya pertanian. Dirinya telah mampu mengangkat derajat petani daerah itu menjadi lebih baik. Terbukti dalam kurun waktu kurang dari lima tahun periode pertama dirinya menjabat sebagai bupati periode 2005-2010. Angka kemiskiman di OKU Timur yang pernah di nakhodainya itu turun secara drastis menjadi 1 digit.
“Ini kita capai tidak lain karena sektor pertanian kita didukung dengan kondisi lahan yang baik, perlakuan tanam, pemupukan, benih. Semuanya baik, termasuk urusan pemasaran hasil produksi juga ada solusinya. Sehingga dampaknya berimbas pada turunnya angka kemiskinan,” paparnya.
Dengan modal segudang pengalaman yang dibuktikan dengan diraihnya penghargaan atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan di OKU Timur kala itu. Herman Deru kembali berkeinginan untuk dapat mengulang prestasi tersebut dengan artian yang lebih luas yakni menurunkan angka kemiskinan di Sumsel.
“Saya sebagai Gubernur Sumatera Selatan menginginkan sektor pertanian ini menjadi modal utama kita, di samping sektor lainnya untuk mempercepat turunnya angka kemiskinan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Herman Deru mengapresiasi Polowijo Gosari Group yang telah memberikan andilnya dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia.
“Melihat teknologi disini terlihat sederhana tapi berdampak luar biasa untuk petani. Tinggal lagi bagaimana kita menyakinkan petani untuk dapat maju dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang ada,” ucapnya.
Sebagai bentuk keseriusan Pemprov. Sumsel dalam memajukan sektor pertanian di Bumi Sriwijaya.
Gubernur merencanakan akan melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dengan pihak Polowijo Gosari Group dalam hal pemberdayaan petani. Dimana nantinya petani Sumsel bisa menerapkan teknologi yang ada pada Polowijo Gosari.
Sementara itu, CEO Polowijo Gosari Grup, Deddy Harnoko Sucahyo mengapresiasi Gubernur Sumsel Herman Deru yang telah berkesempatan berkunjung ke pabrik Polowijo Gosari yang telah berdiri sejak tahun 1978. Polowijo sejauh ini diakuinya telah mampu membangkitkan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat Gresik tempat pabrik ini didirikan.
“Kami merasa tersanjung dan kami mengapresiasi pak Gubernur Sumsel telah berkunjung ke pabrik Polowijo di Kabuapten Gresik. Mudaha-mudahan ini menjadi pintu masuk bagi kita dalam meningkatkan produktifitas petani khususnya yang ada di Sumsel,” pungkasnya. (rel humas)