Uncategorized

Anak- anak & Covid-19

Foto : Istimewa

UDARA pagi dibilangan Perum Pesona Harapan, Jalan KH. Azhari terlihat sejuk, embun pagi setelah hujan, terlihat membasahi rerumputan di pinggir jalan di perumahan yang terletak di daerah marjinal[pinggiran],Kecamatan Kalidoni.

Membuat suasana di pagi minggu akhir pekan ini semakin asri, tak kalah angin yang bergoyong di dedaunan beberapa pohon karet yang rindang, menutupi rumah warga di Perum Pesona Harapan tahap satu.

Meski pagi itu cuaca terlihat mendung, dan awan masih terlihat hitam, serta matahari sekali-sekali memancarkan sinarnya, namun tak membuat aktivitas warga terganggu, mereka mulai kian ramai, ketika jarum jam menunjuk angka 06.00 WIB. Ada sedang berjalan pagi, ada juga menggoes sepeda, mengendarai sepeda motor.

Jihan salah satu bocah perempuan umur 10 tahun sudah terlihat mondar- mandir mengendarai sepeda motor metiknya, mengitari setiap blok perumahan Perum itu,

Maklum, baru satu minggu ini, pelajar kelas VI Sekolah Dasar ini baru bisa mengendarai sepeda motor. Bahkan saking asyiknya, ia sudah berani membonceng adiknya yang berumur 4 tahun. “Pegangan yang erat dik, perut Ayuk,biar dan jatuh,”katanya sembari matanya fokus menatap ke depan.

Sementara bocah lain sebaya Jihan, terutama laki-laki sudah sibuk  mancing ikan di saluran air yang ada di Perum itu. Memancing salah satu  hiburan fovorit warga setempat, bapak-bapak hingga usia dini disaat musim hujan.

Sementara ada juga anak-anak usia dini tersebut hanya sibuk bermain di jalan depan rumahnya.

Memang hampir tiga bulan mereka tidak masuk sekolah, baik tingkat SD, bahkan Perguruan Tinggi diliburkan sesuai kebijakan pemerintah daerah disaat wabah covid -19 merebak di Kota Palembang.

Meski demikian, mereka tetap menjalankan aktivitas belajar di rumah.

Walaupun belajar online di rumah, tapi sepertinya tidak begitu memberatkan mereka.

Wabah covid -19 juga sepertinya tak begitu dihiraukan, mereka selepas belajar tetap bermain hingga sore. Mereka sepertinya tak mengenal, bahkan tak paham dengan Covid-19 tersebut.

Mereka bebas tanpa mengenakan alat pelindung, seperti masker. Tapi begitulah kenyataannya, memang covid-19 ramai di Kota, sementara di daerah marjinal wabah itu masih dianggap biasa. Walaupun memang virus tersebut sangat ganas hampir menyerang seluruh dunia, terlebih tak terlihat dikasat mata.

Anak usia dini, sepertinya tidak mengerti dengan bahaya tersebut. Dengan polos dan bebasnya mereka bermain. Kondisi ini mungkin, juga tidak jauh berbeda dengan daerah marjinal lainnya yang ada di Palembang.

Terlebih Pembatasan Sosial Berskala Besar [PSBB] I & II diterapkan di Palembang,  hingga akhirnya dicabutnya status zona merah menjadi zona orange, serta menunggu Hidup Normal Baru yang didengungkan pemerintah, sepertinya tak ada pengaruh bagi mereka.

Namun setidaknya memang anjuran pemerintah tetap harus diikuti untuk mengantisipasi, karena lebih baik penanganan sejak dini dari pada telah terpapar.

Aturan protokol kesehatan, sudah seharusnya diikuti semua masyarakat Palembang, baik di Kota maupun daerah pinggiran.Sebab ada yang positif saja, sudah barang tentu covid-19 cepat menyebar.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel menyebutkan sabtu kemarin, kasus covid-19 di Sumsel bertambah 41 orang yang berasal dari tiga wilayah kabupaten/kota,sehingga  total menjadi 1.721 orang. Ntah hari ini, esok dan seterusnya… berapa lagi yang bertambah..

Kita tidak tahu kapan wabah akan berakhir, kapan anak-anak bisa melanjutkan pendidikan tanpa orang tuanya merasa takut melepas mereka untuk sekolah secara normal.

Jawabnya hanya Tuhan yang tahu, yang penting kita tetap selalu berdoa,  waspada dan mengikuti aturan protokol kesehatan.Semoga covid-19 berlalu dari kehidupan kita, semoga dibalik cobaan covid ini menjadi guru bagi kita semua untuk selalu mendekatkan diri kepada-NYA, amin…[***]

 

one

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com